ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, January 26, 2013 | 4:34 PM | 5 Comments

    Inggris Siap Berpartisipasi Dalam Pengembangan KFX

    Jakarta - Inggris dan Indonesia sepakat untuk memperkuat kerjasama pertahanan di berbagai bidang dari pelatihan dan pendidikan untuk pengadaan senjata dan kerjasama sipil-militer (CIMIC).

    Berbagai bidang kerjasama yang disepakati dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond dan mitra nya Indonesia Purnomo Yusgiantoro. Purnomo mengatakan pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani selama kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke London pada tahun 2012.

    "Sebelumnya pada tahun 2006, kami turut serta dalam forum kemitraan selama kunjungan mantan Perdana Menteri Tony Blair ke Jakarta. Forum ini termasuk meningkatkan kerjasama pertahanan, "imbuhnya.

    Sementara itu, Hammond mengatakan bahwa pertemuan pada hari Rabu, "tentang membangun Nota Kesepakatan dan mengubahnya menjadi kenyataan atau kerjasama praktis". "Bagi kami, kerja sama pertahanan dengan Indonesia merupakan langkah, sangat konkrit dan strategis," tambahnya.

    Menurut Purnomo, kerjasama akan mencakup pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, seperti kerjasama antara Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) dan Cranfield University serta antara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan mitra di Inggris.

    "Dalam pengadaan, kita memiliki sejumlah alutsista buatan Inggris dan kami membutuhkan dukungan mereka, termasuk berbagi pengalaman dalam pengadaan dan sistem upgrade, serta pemeliharaan senjata," katanya.

    Kedua negara juga sepakat untuk berbagi pengalaman dalam manajemen angkatan bersenjata, terutama mengenai kekuatan cadangan dan sistem kesejahteraan.

    "Inggris memiliki model cadangan sementara kita tidak. Delegasi Inggris ingin berbagi pengalaman, seperti di Afghanistan, bahwa selain menyebarkan tentara reguler, mereka juga menyebarkan pasukan cadangan, "kata Purnomo.

    Hammond mengatakan Inggris adalah sebuah negara sebagai jalur perdagangan dan perdagangan yang paling dilakukan melalui jalur laut, sehingga penting untuk mengamankan rute perdagangan.

    Lain bidang kerjasama dalam keamanan maritim, karena kedua negara sangat prihatin dengan mengamankan rute perdagangan utama dan jalur komunikasi laut (SLOC). "Kami juga berbagi pengalaman tentang CIMIC, seperti dalam penanganan bencana," kata Purnomo.

    Ketika ditanya tentang pengadaan alutsista buatan Inggris , Purnomo langsung memberikan pertanyaan tersebut kepada Badan Pertahanan Fasilitas kepala Mayjen Ediwan Prabowo.

    Ediwan mengatakan bahwa kementerian telah menandatangani kontrak untuk mendapatkan sistem rudal pertahanan udara jarak pendek Starstreak serta suku cadang pesawat latih Hawk 109/209 dan dan tank ringan Scorpion.

    Atase militer Indonesia di London, Kolonel Jonni Mahroza, mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa kontrak pengadaan satu baterai rudal Starstreak yang terdiri dari sembilan peluncur. Idealnya, sebuah batalyon pertahanan udara memiliki tiga baterai rudal.

    Setelah pertemuan tersebut, Hammond menyampaikan kuliah umum bagi siswa IDU diikuti dengan sesi tanya jawab.

    Menjawab pertanyaan, Hammond mengatakan bahwa industri pertahanan Inggris siap berpartisipasi dengan industri pertahanan Indonesia seperti program pesawat tempur KFX Indonesia-Korea Selatan.

    Sumber : TJP/MIK
    Readmore --> Inggris Siap Berpartisipasi Dalam Pengembangan KFX

    Palindo Kerjakan Kontrak KCR Keempat

    Jakarta - Kementerian Pertahanan berencana untuk menyerahkan sisa kontrak kebutuhan kapal cepat rudal 40 kepada PT. Palindo Marine, Batam. Sebelumnya perusahaan ini sukses memproduksi KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643.

    Palindo masih punya 'hutang' satu unit KCR 40 lainnya yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika selesai, TNI AL akan memiliki empat unit kapal dari 16 unit KCR 40 yang ditargetkan hingga tahun 2019 mendatang.

    "Dari kajian TNI AL, kami cenderung untuk menyerahkan kontrak produksi KCR 40 kepada Palindo," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2013 usai menerima protocol of delivery KRI Beladau 643 dari Palindo.

    Palindo Marine sendiri baru menandatangani kontrak untuk produksi empat unit kapal cepat rudal dari 16 kapal yang ditargetkan dalam target minimum pengadaan alat utama sistem persenjataan. "Pertimbangan untuk meneruskan kontrak dengan Palindo antara lain masalah perawatan kapal," ujar dia.

    Direktur Utama Palindo Marine Harmanto mengaku siap untuk meneruskan kontrak produksi KCR 40. "Kami tidak masalah jika target pengadaan kapal dipercepat," kata Harmanto.

    Pembuatan KCR 40, ujar dia, membutuhkan waktu 12 bulan untuk setiap unit. "Tapi tidak masalah karena kami bisa kerjakan secara paralel." Ahak--panggilan akrab Harmanto, mengaku mampu membangun lima kapal cepat rudal sekaligus.

    Namun Kementerian Pertahanan mengakui masalah pendanaan masih menghambat percepatan produksi KCR 40. Tiga unit kapal yang sudah diproduksi, seluruhnya menggunakan skema pinjaman dalam negeri. Bank Mandiri selaku bank milik pemerintah ikut membiayai pembuatan kapal senilai Rp 75 miliar per unit.

    Kapal cepat rudal sepanjang 44 meter ini terbuat dari high tensile steel pada bagian lambung dan aluminium alloy di bagian atas. KCR 40 dapat melaju hingga 30 knot, atau kurang lebih 60 kilometer per jam.

    Sumber : Tempo
    Readmore --> Palindo Kerjakan Kontrak KCR Keempat

    Menhan Berharap Keberhasilan Alih Teknologi Rudal, Awal Kemandirian Alutsista

    Batam - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap Rudal C-705 yang dipergunakan untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 KRI Beladau 643 dan kapal sejenisnya yang selama ini didatangkan dari China bisa dibuat di Indonesia.

    "Kami sedang mengupayakan alih teknologi agar nantinya rudal tersebut bisa diproduksi di dalam negeri," kata Purnomo setelah serah terima KRI Beladau 643 dari PT Palindo Marine Sipyard Batam di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (25/1).

    Purnomo mengatakan, bila rudal dengan jarak jelajah hingga 150 kilometer tersebut bisa diproduksi di dalam negeri, banyak keuntungan yang didapat. "Kami tengah berupaya menuju kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) dengan berbagai upaya yang telah dikembangkan didalam negeri. Termasuk pembuatan KCR 40 yang diserahterimakan hari ini," katanya.

    Sebagai negara yang besar, kata dia, Indonesia membutuhkan tambahan alutsista baik untuk TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AU. Untuk TNI-AL, kata Purnomo, hingga 2014 akan ada 16 kapal sejenis KRI Beladau 643 yang akan digunakan untuk mengamankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Pembangunan kapal ini merupakan upaya peningkatan alutsista yang tengah dibangun bagi seluruh angkatan. Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam. TNI-AL, kata Purnomo, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.

    Untuk TNI-AU dan TNI-AD, kata Purnomo, juga akan diserahterimakan beberapa alutsista baru untuk menjaga keamanan NKRI. "Tahun ini anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sekitar Rp81 triliun. Dengan anggaran tersebut, kami akan terus menambah alutsista sesuai dengan kebutuhan secara bertahap," kata Purnomo.

    Sumber : MetroTV
    Readmore --> Menhan Berharap Keberhasilan Alih Teknologi Rudal, Awal Kemandirian Alutsista

    Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga

    Batam - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dijadwalkan akan meresmikan KRI Beladau 643, yang dibuat PT Palindo Marine Shipyard Batam, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar Batam, Jumat (25/1) pagi.

    Kepala Dispenal, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal tersebut memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. Kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan biaya pembuatan sekitar Rp75 miliar.Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dijadwalkan akan meresmikan KRI Beladau 643, yang dibuat PT Palindo Marine Shipyard Batam, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar Batam, Jumat (25/1) pagi.

    Kepala Dispenal, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal tersebut memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. Kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan biaya pembuatan sekitar Rp75 miliar.

    Mandiri Biayai Kapal Cepat Rudal Produksi Nasional Ketiga

    Bank Mandiri kembali membiayai pembangunan kapal perang jenis kapal cepat rudal buatan dalam negeri guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) nasional. Untuk itu, perusahaan menyalurkan pinjaman sebesar Rp 42,14 miliar kepada PT Palindo Marine berupa kredit modal kerja (KMK) Rp 22,67 miliar dan bank garansi Rp 19,47 miliar untuk pembangunan KRI Beladau-643.

    Peresmian kapal cepat rudal, KRI Beladau-643 tersebut dilakukan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Dermaga Pelabuhan Batu Ampar, Batam Kepulauan Riau, Jumat (25/1) dengan disaksikan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, dan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi.

    Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 65,97 miliar untuk membangun dua unit kapal cepat rudal pertama dan kedua produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit dan KRI Kujang .

    Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Risiwnandi mengatakan Bank Mandiri ingin terus mendukung industri strategis nasional dalam mengembangkan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

    “Kami bangga dengan kemampuan putra-putra bangsa di PT Palindo Marine yang telah menghasilkan kapal cepat rudal buatan dalam negeri ketiga ini. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk pembangunan kapal rudal cepat yang keempat,” ungkap Riswinandi.

    Riswinandi menjelaskan, Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 162,51 miliar untuk membantu PT Palindo Marine membangun empat kapal cepat rudal tersebut. Dari jumlah tersebut, Rp. 85,57 miliar merupakan kredit modal kerja (KMK), sedangkan Rp. 76,94 miliar adalah fasilitas bank garansi.

    Riswinandi menambahkan bahwa hingga saat ini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan untuk alutsista lebih dari Rp 1,18 triliun yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari.

    “Penyaluran pembiayaan untuk pembangunan kapal cepat rudal ini merupakan salah satu komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengadaan alutsista. Dengan keberhasilan ini, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri,” ujar Riswinandi.

    Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Beladau - 643 dibangun oleh PT Palindo Marine, Tanjunguncang, Batam. Kapal yang memiliki panjang 44 meter ini mampu melaju hingga kecepatan 30 knot yang sepenuhnya dikerjakan putra-putri Indonesia. Sebagian besar material kapal perang tersebut pun di produksi di dalam negeri. Sehingga, peresmian kapal KCR-3 berbahan baja-alumunium ini ikut menandai sejarah baru industri perkapalan di Indonesia.

    KRI Beladau-643 dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30 mili meter enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali 2 set Rudal C-705. Bagian lambung KCR terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel. Baja ini diperoleh dari PT Krakatau Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin caliber 20 mili meter di anjungan kapal.

    Sumber : Metrotvnews/Tribun
    Readmore --> Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga

    Thursday, January 24, 2013 | 9:16 AM | 2 Comments

    TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang

    Yogyakarta - Sebanyak 16 dari 17 orang calon perwira penerbang yang mengikuti sidang Pantukhir seleksi tingkat pusat tahap dua dinyatakan lulus.

    16 orang ini akan menjalani Pendidikan Pertama (Dikma) pada 1 Februari 2013 di Lanud Adi Sumarmo Solo selama lima bulan, lalu dilanjutkan bina kelas dan bina terbang selama 28 bulan di Lanud Adisucipto Yogyakarta. Calon perwira penerbang PSDP TNI secara keseluruhan akan menjalani pendidikan militer, khususnya penerbang, selama kurang lebih 33 bulan sebelum dilantik menjadi perwira TNI dengan menyandang pangkat Letnan Dua.

    Keputusan menetapkan kelulusan 16 calon perwira tersebut diambil dalam rapat sidang Panitia Penentu Terakhir (Pantukhir) tahap dua calon perwira PSDP Penerbang TNI yang dipimpin Asisten Personel (Aspers) Panglima TNI Marsda TNI Bambang Wahyudi di Wing Pendidikan (Wingdik) Terbang Lanud Adisucipto, Yogyakarta, Rabu (23/1).

    Berdasarkan rilis yang diterima Jaringnews.com di Jakarta hari ini, sidang Pantukhir tahap dua merupakan kelanjutan proses seleksi penerimaan calon perwira PSDP Penerbang TNI tahap satu yang dilaksanakan di Skadron Pendidikan (Skadik) 502 Wing Pendidikan Umum (Wingdikum) Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 18-30 November 2012 lalu.

    Seleksi tahap satu diikuti 52 calon peserta, yang kemudian mengerucut menjadi 17 orang. Kemudian 17 orang ini mengikuti seleksi tingkat pusat tahap dua yang dilaksanakan di Wingdik Terbang Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, 8-23 Januari 2013. Di tahap ini, peserta menjalani ujian tes bakat terbang.

    Penerimaan Perwira PSDP Penerbang TNI diarahkan untuk dapat mengisi atau mengawaki alutsista yaitu pesawat-pesawat TNI baik Fix Wing maupun Rotary Wing/Helikopter. Calon Perwira PSDP Penerbang TNI yang lulus nantinya akan disiapkan dan diharapkan menjadi penerbang-penerbang handal TNI.<

    Sumber : JaringNews
    Readmore --> TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang

    Wednesday, January 23, 2013 | 4:52 PM | 1 Comments

    Pembentukan Tiga Armada TNI AL Selesai 2014

    Jakarta - Mabes TNI Angkatan Laut memprediksi rencana pembentukan Armada RI Kawasan Tengah (Armateng) akan selesai pada 2014 mendatang.

    Namun hingga kini TNI AL masih menunggu persetujuan Presiden terkait pengesahan revisi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI.

    "Begitu Perpres disetujui, kami akan langsung lakukan pembangunan infrastruktur armada. Sangat mungkin terealisasi pada 2014 mendatang," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, di Jakarta, Rabu (23/1).

    Belum disahkannya Perpres, dinilai karena ada sebagian usulan yang masih ditunda. Namun, sebagian besar usulan sudah disetujui oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

    Menurut dia, Markas Komando Armada RI Kawasan Tengah akan ditempatkan di Surabaya, yang saat ini merupakan markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Armatim), sementara Armatim akan ditempatkan di Sorong, Papua Barat.

    Di Surabaya juga markas Komando Pertahanan Laut (Kohanla) akan ditempatkan. Keberadaan tiga armada, jelasnya, memungkinkan dibentuknya Kohanla yang akan membawahkan tiga armada itu. Sedangkan Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) untuk sementara akan tetap ditempatkan di Jakarta.

    "Kami merencanakan, markas besar akan dipusatkan di tengah, di Surabaya," tuturnya.

    Untung menambahkan, untuk membangun satu armada diperlukan waktu sedikitnya dua hingga tiga tahun, dimana pembangunan infrastruktur adalah yang paling memakan banyak waktu.

    Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio sebelumnya mengharapkan pembentukan Komando Pertahanan Laut (Kohanla) dapat disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    "Pembentukan Kohanla sudah disetujui oleh Panglima TNI dan sudah dipaparkan. Semoga pembentukan Kohanla segera disetujui," kata Marsetio. Menurut dia, pembentukan Kohanla perlu dilengkapi dengan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10/2010 tentang Organisasi TNI untuk pembangunan infrastruktur untuk Armada RI Kawasan Tengah.

    Terbentuknya Kohanla nantinya akan membawahi tiga armada yaitu Armada Barat, Armada Tengah dan Armada Timur, dimana saat ini hanya Armada Barat dan Armada Timur saja. Marsetio mengatakan, secara bertahap infrastruktur Kohanla akan diprogramkan, termasuk dalam anggaran 2013 ini.

    Untuk target pembentukan Kohanla sendiri, tambah KSAL, tergantung persetujuan Perpres dan keputusan Panglima TNI, namun tentunya juga sangat tergantung alokasi anggaran.

    Pengembangan postur ini akan diikuti oleh strata kepangkatan. Untuk Kohanla akan dipimpin oleh laksamana bintang 3 atau Laksamana Madya (Laksdya). Sedangkan untuk masing-masing armada dipimpin oleh laksamana bintang dua atau Laksamana Muda (Laksda).

    Anggota Komisi I bidang Pertahanan DPR RI Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, berpendapat, pembentukan Komando Pertahanan Laut (Kohanla) yang tinggal menunggu persetujuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat penting mengingat luasnya wilayah laut Indonesia.

    "Saat ini dari 17.499 pulau yang dimiliki Indonesia, terdapat 92 pulau terluar dan 12 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau strategis yang tersebar di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga, serta digunakan sebagai titik-titik batas terluar (base point) pengukuran batas wilayah NKRI dengan negara tetangga," kata Susaningtyas.

    Terkait dengan fungsi pertahanan dan keamanan negara, kata anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura ini, kedudukan pulau terluar merupakan beranda nusantara yang harus terus dipantau dan diawasi.

    Sumber : Suara Pembaharuan
    Readmore --> Pembentukan Tiga Armada TNI AL Selesai 2014

    Indonesia Dan Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Industri Pertahanan

    Jakarta - Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari, mengatakan Republik Indonesia (RI) dan Ukraina akan meningkatkan kerja sama di bidang industri pertahanan. Kerja sama tersebut layak dikembangkan mengingat Ukraina merupakan salah satu negara dengan industri pertahanan yang maju, terutama untuk angkutan militer udara dan laut yang diproduksi oleh Antonov.

    "Kami mendapat kunjungan kehormatan dari Duta Besar Ukraina yang baru. Pada kesempatan ini, Dubes meminta dukungan MPR untuk dapat mengembangkan kerja sama di bidang industri pertahanan," kata Hajriyanto seusai pertemuan dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Volodymyr Pakhil, di Gedung Nusantara III MPR-DPR, Jakarta, Senin (21/1).

    Sekarang ini, tambah dia, Antonov sudah memproduksi pesawat dan kapal laut bukan hanya untuk keperluan militer, tapi juga untuk keperluan kargo dan sipil. Dubes Volodymyr Pakhil telah menyatakan kesiapan dan kesediaan Pemerintah Ukraina untuk mendirikan pabrik pesawat Antonov di Indonesia dengan cara menjalin kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia.

    Sumber : Koran Jakarta
    Readmore --> Indonesia Dan Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Industri Pertahanan

    Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer

    Jakarta – Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan delegasi Rusia yang dipimpin Deputy Director of Federal Service for Military – Technical Cooperation (FSMTC) Mikhail Petukhov beserta rombongan, Selasa (22/1), di kantor Kemhan Jakarta. Kunjungan delegasi Rusia kepada Wamenhan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer Antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Federasi Rusia yang sedang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 22-23 Januari 2013 di Ditjen Pothan Kemhan Jakarta.

    Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Rusia tahun ini merupakan kerjasama yang kedua sejak pemerintahan Presiden Putin, untuk itu diharapkan kerjasama antara Kementerian Pertahanan RI (Kemhan) dengan FSMTC khususnya dapat berlangsung akrab dan lebih erat lagi. Turut hadir mendampingi Wamenhan yaitu Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.T., Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, M.A, Ph.D, Kabadan Ranahan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Sisriadi dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer

    Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma

    Jakarta - TNI AL sangat membutuhkan kapal fregat untuk menjaga perbatasan hingga jauh ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Pengadaan tiga kapal fregat dari Inggris itu merupakan tindak lanjut Kementerian Pertahanan (Kemhan) atas permintaan TNI AL. Kapal itu juga memenuhi syarat untuk operasi pengamanan wilayah laut.

    "Kapal multi role light frigate (fregat ringan multiperan) dari Inggris yang saat ini sedang dijajaki Kemhan mampu menjangkau hingga ZEE," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksma Untung Suropati, kepada Koran Jakarta, kemarin.

    Kapal tersebut memiliki banyak peran, yakni bisa sebagai kapal anti permukaan, antiudara, dan antibawah air. "Tak semua kapal fregat memiliki fungsi yang banyak seperti itu," ujar dia. Lebih lanjut, Untung mengatakan pengadaan tiga kapal fregat itu dilakukan seiring dengan pengembangan tiga armada TNI AL. "Saat ini kita hanya memiliki empat kapal fregat. Penambahan satu armada lagi (Armada RI Kawasan Tengah) otomatis membutuhkan tambahan kapal," jelas dia.

    Spesifikasi secara umum, fregat asal Inggris itu memiliki kemampuan di atas kapal korvet kelas sigma (sigma class) dan sedikit lebih ringan dari kapal fregat biasa. Tak heran jika namanya adalah kapal multi role light frigate. Namun, lanjut dia, daya jelajahnya mengagumkan.

    Dilengkapi Meriam Kapal fregat ini memiliki kecepatan maksimal 30 knot dan dilengkapi sensor radar serta avionik buatan Thales, Prancis. Kapal ini juga dilengkapi satu meriam 76 mm, dua meriam penangkis udara kaliber 30 mm, torpedo, Thales Sensors Cutlass 22, rudal permukaan ke udara Sea Wolf, rudal Exocet MM40 Block II yang berjangkauan 180 kilometer, dan hanggar yang mampu menampung satu helikopter antikapal selam jenis Sikorsy S-70 Seahawk.

    Kemampuan persenjataannya masih standar, apalagi dibandingkan sejumlah KRI lama seperti frigate kelas Van Speijk yang dilengkapi dengan rudal Yakhont buatan Rusia. Sebelumnya, Kemhan tertarik memboyong tiga kapal tempur multi role light frigate dari Inggris.

    Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan pembelian itu tinggal menunggu persetujuan dari pihak Inggris, terutama terkait komponen persenjataannya. "Kita akan mengirim tim untuk memastikan dan memeriksa spesifikasi kapal laut tersebut," kata Purnomo. Namun, Menhan belum bisa memastikan kapan pembelian itu bisa direalisasikan. Alasannya, anggaran yang ada dalam pagu tak mencukupi.

    Sumber : Koran Jakarta
    Readmore --> Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma

    Lanud Abdul Saleh Dilengkapi Move Weather Radar Buatan Jerman

    Malang - Cuaca yang tidak menentu sangat mempengaruhi lancar dan tidaknya suatu kegiatan. Demikian pula bagi TNI AU yang secara rutin maupun insidentil selalu melaksanakan kegiatan penerbangan, akan selalu dipengaruhi dengan kondisi cuaca tersebut.

    Menyikapi kondisi cuaca tersebut sekaligus untuk mengetahui kepastian cuaca yang tidak menentu ini, TNI AU khususnya Lanud Abd Saleh dilengkapi Radar Cuaca Bergerak (Move weather radar) yang akan sangat membantu kelancaran operasi penerbangan maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

    Kaitannya dengan hal tersebut, TNI AU mengirimkan Tim uji fungsi dari Mabesau yang berjumlah 9 orang, diketuai oleh Sekdis Bangops Kolonel Pnb Yohanes Yusuf untuk melakukan simulasi cara mengangkut radar cuaca.

    Simulasi ini sangat penting dilakukan, karena radar yang satu ini sangat sensitive sehingga harus ekstra hati-hati dalam proses mengangkut maupun memindahkan dari satu titik ke titik yang dituju. Sumulasi yang dilakukan di Base Ops Lanud Abd Saleh ini melibatkan pesawat C-130 Hercules milik Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh.

    Radar cuaca mobile (Move weather radar) yang didatangkan dari Jerman ini mampu mendeteksi kondisi dan cuaca yang akan terjadi setiap saat, sehingga kegiatan operasi yang dilaksanakan dapat disesuaikan dengan perkembangan cuaca yang terjadi saat itu.

    Radar tersebut juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan dimana saja sesuai yang dikehendaki sehingga cuaca dapat dipantau sewaktu-waktu, jelas Kolonel Pnb Yohanes.

    Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S. IP. didampingi Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Yani Ajat dan para pejabat Lanud Abd lainnya menyaksikan dengan serius proses jalannya simulasi cara menggunakan radar tersebut mulai dari proses instalasi, hingga cara pengoperasiannya.

    Sumber : Potret Indonesia
    Readmore --> Lanud Abdul Saleh Dilengkapi Move Weather Radar Buatan Jerman

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.